5 thoughts on “Koenokoeni Cafe Gallery

  1. Restoran di Perbukitan yang Menjual Konsep Retro

    (Makan pada 10 Desember 2024)

    Koenokoeni termasuk salah satu lini usaha milik Sido Muncul. Tidak seperti Summer Palace yang mengalami krisis identitas, Koenokoeni jauh lebih konsisten dalam hal branding dan identitas. Kali ini konsep yang diusung adalah fusion antara era kolonial Belanda, retro (banyak pajangan barang jadul), dan Jawa Klasik. Menu campuran antara tradisional, kreasi baru, dan sedikit barat.

    Terdapat area indoor dan outdoor. Ada live music pada malam hari.

    Setiap meja diberikan gratis jamu (kunyit asem) dan satu keranjang berisi keripik singkong (rasa asin). Lumayan dapat appetizer gratis.

    Wild Mushroom Soup (9/10)
    Sesuai dengan klaim, rasa sup benar-benar creamy dan lembut.
    Sedikit berbeda dengan di tempat lain, sup dihidangkan dengan roti berisi potongan smoked beef. Bagian luar keras sekaligus kenyal.

    Nasi Kecombrang (9.5/10)
    Nasi dicampur dengan potongan kecombrang? Boleh juga idenya.
    Lauknya beragam dan enak semua. Rasanya tidak datar. Ada daging suwir yang manis, tempe yang manis gurih, sayur yang gurih dan sedikit pedas, dan tahu yang asin.

    Mie Kopyok (9/10)
    Meski termasuk kategori menu angkringan, rasanya tidak kalah enak dengan main course lainnya.
    Kuahnya asam segar. Dengan tingkat keasaman yang tidak terlalu kecut asamnya. Lauk juga sama banyaknya dengan mie.

    Es Siwalan (8/10)
    Lebih banyak irisan kelapa dibandingkan dengan siwalan yang hanya dijatah 2 buah per sajian.

    Secara umum Koenokoeni bukan tipe restoran yang berani asin. Ya sekadar asal ada rasa asin secara samar.

    Walaupun berlokasi di daerah perbukitan, Koenokoeni justru bukan tipe restoran yang menjual pemandangan kota dari ketinggian. Area pinggir jurang dipakai sebagai tempat parkir. Agak sulit melihat pemandangan kota dari tempat duduk outdoor karena terlalu jauh.

  2. Cafe lama di Kota Semarang yang berlkkasi di atas Siranda. Viewnya Kota Semarang bawah. Tempatnya cukup luas dengan banyak hiasan asesoris2 jadul. Banyak sekali variasi asesoris mulai dari peralatan rumah tangga, elektronik jadul dan motor/vespa jadul.
    Nggak kalah jumlah variasinya, menu yang ditawarkan sangat banyak juga. Menu tradisional sampai modern. Minumnan juga banyak variasinya.
    Baru nyoba bareng2 menu Nasi Glewo khas Semarang, Lontong Kikil khas Jawa Timuran dan Lontong Cap Gomeh sajian imlek di Semarang.
    Rasa enak dan cukup otentik dengan harga cukup mahal. Sekali2 buat nongkrong bolehlah.
    Minuman es shanghai dan es teler suegerrr.
    Minuman jamu dan snack keripik singkong gratis sebagai sambutan kedatangan.

  3. Tempatnya enak buat makan malam, view ke arah kota Semarangnya asik, parkir spacious, area dining luas, smoking area luas, input hanya untuk makanannya saja, bumbu nya kurang bold, wedang ronde dan teh poci kurang panas saat tersaji. Pastanya sih ok. Saat saya kesini, ada live music organ tunggal, nggak tau adanya tiap hari atau nggak. View city lights nya sih yang syahdu.

  4. tempatnya nyaman bgt
    classic dan authentic

    ada outdoor dan indoor
    banyak koleksi dari owner
    masakan enak dan banyak variant nya

    ada gelato nya enak dan kopi juga enak
    tahu gimbal porsi banyak udang gede

  5. Diajak santap malam ke Koenokoeni Cafe Galery . Ada yang menarik ornamen di dalam resto banyak di pajang benda ,perabot sampai ada vespa antik .makanan mie kopyok nya mantab wangi bawang putih kalau yang suka .semua menu enak2. Pas datang malam lihat pemandangan di bagian belakang resto melihat lampu2 rumah dari atas bukit .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *